Di Indonesia terdapat banyak sekali televisi
swasta. Stasiun televisi ini memiliki nama masing-masing di hati
pemirsa. Hal ini disebabkan karena tayangan-tayangan yang menarik yang
ada di TV tersebut. Dari mulai film, berita, gosip, FTV, kartun, dan
lain sebagainya. Tayangannya pun bervariasi, hampir tidak ada habisnya
sebuah stasiun televisi terus membuat inovasi-inovasi untuk
menaikkan peringkat. Salah satu inovasinya adalah menampilkan film
barat dengan versi indonesia dan bahkan di buat sinetron stripping. Hal
ini menambah daya tarik sebuah stasiun televisi. Banyaknya peminat dari
sinetron-sinetron ini secara tidak langsung berdampak pada kehidupan
penonton sehari-hari. Dialog-dialog yang diucapkan dalam setiap adegan
yang di anggap baru dan lucu, akan menjadi kosa kata yang baru dalam
komunikasi penonton sehari-hari. Ditambah pemutaran film-film maupun
seri drama yang berasal dari luar Indonesia yang mendapat banyak respon
positif dari penoton membuat stasiun televisi ini semakin menggebu untuk
menciptakan atau menayangkan acara baru.
Kualitas dan kuantitas
pertelevisian Indonesia meningkat pesat. Jutaan acara tayang setiap
harinya. Acara televisi semakin beragam dan menarik. Banyak manfaat yang
dapat diambil dari informasi yang ditayangkan dalam berbagai acara di
televisi. Kita juga dapat menambah pengetahuan tentang beberapa
informasi umum tentang kesehatan, penawaran produk dan masih banyak
lagi. Tidak hanya sebagai hiburan saja , televisi juga dapat dijadikan
referensi seperti contohnya untuk membeli sebuah barang. Televisi dalam
sesi pariwara banyak penawarkan barang maupun jasa yang memiliki tujuan
persuasif agar penonton tertarik untuk membeli barang maupun jasa.
Televisi juga salah satu cara kita untuk melihat dunia yang berada
disisi lain.
Seiring kemajuan pertelevisian di
Indonesia, muncul penghargaan-penghargaan untuk acara TV maupun pemain
dalam sebuah acara ditelevisi tersebut. Namun di sisi lain pertelevisian
indonesia dipertanyakan kualitasnya. Banyak acara yang seharusnya tidak
patut di tayangkan. Seperti penayangan drama seri India pada siang
hari, pada jam dimana waktu anak-anak menonton televisi. Selain
kekerasan yang ditampilkan, dari segi kostumpun tidak pantas ntuk
disaksikan anak-anak. Selain dapat merusak moral, tayangan ini bisa
membawa pengaruh buruk terhadap psikologis anak. Anak menjadi meniru apa
yang dia lihat, dampak yang bisa terlihat yaitu kedewasaan anak yang
tidak sesuai dengan usia anak. Dampaknya juga cenderung pada arah yang
negatif. Contohnya seperti anak menjadi nakal, pemarah, sibuk dengan
dunianya sendiri, dan tidak cakap dalam bersosialisasi. Dengan
kecenderungan anak yang suka meniru, hal ini menjadi PR berat utuk
orangtua dalam memantau anaknya ketika menonton televisi.
Kisah-kisah dalam FTV yang
kebanyakan menceritakan tentang segerombol anak sekolah berseragam yang
kerjaannya berdandan, berkelahi, bertengkar, menentang guru atau
orangtua, belanja, berpacaran dan lain sebagainya harusnya menjadi
sorotan penting dalam menggambarkan suasana sebuah sekolah. Pengandaian
dalam cerita terlalu berlebihan, ditambah pakaian-pakaian yang dikenakan
oleh segerombolan anak itu bisa dikatakan terlalu fulgar. Dengan rok
mini, baju ketat, dan make up berlebihan seakan merusak citra seorang
siswa dari sebuah sekolah yang mempunyai tugas belajar. Konflik yang
terjadipun dapat ditebak, dan di ulang-ulang dalam berbagai judul yang
berbeda.
Masih banyak hal lagi yang
memperburuk citra pertelevisian yang seutuhnya. Tayangan yang tidak
layak tampil pada jam-jam tertentu malah semakin banyak. Memang dituntut
sebuah kedewasaan dalam mengambil informasi dalam tayangan televisi.
Namun bagaiman jika anak yang menonton tayangan televisi. Seorang anak
belum bisa membedakan mana yang benar atau yang patut ditonton dan mana
yang salah yang tidak patut ditonton. Anak hanya menelan mentah-mentah
apa yang dilihat dan didengar olehnya tanpa menyaring informasi
tersebut.
Dari
segi mendidik, sebuah acara haruslah memenuhi syarat dan seleksi yang
ketat untuk ditayangkan agar benar-benar dapat mendidik. Diharapkan
industri pertelevisian di Indonesia mampu menyuguhkan acara yang baik
dan mendidik. Acara televisi yang dianggap mendidik dapat berupa kuis-
kuis interaktif. Selain itu, dapat juga di buat film animasi yang
mengandung nilai- nilai keagamaan, kesopanan, pendidikan, serta tidak
bertentangan dengan budaya Indonesia.